Tradisi "Hari Raya Idul Adha" Desa Sukodono

  • Nov 20, 2023
  • Pemdes Sukodono
  • SENI DAN KEBUDAYAAN

Sebagaimana umat Islam pada umumnya, masyarakat Sukodono juga melakukan perayaan Hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 bulan Besar. seperti halnya pada bulan Syawal, masyarakat juga melaksanakan selamatan bersama untuk mendoakan para leluhur Desa Sukodono.

Desa Sukodono merupakan salah satu contoh desa yang masih mempertahankan tradisi upacara ritual yang diwariskan para leluhurnya. Sehingga, bagi daerah lain yang masih mempunyai tradisi atau ritual peninggalan leluhur seperti itu, hendaknya dijaga dan dipertahankan. Bagi tetua kampung yang tahu asal muasal serta tata cara adat istiadat tersebut, hendaknya mengajarkannya kepada generasi muda juga agar tradisi tersebut tidak hilang dimakan zaman. Generasi muda harus mengetahui jerih payah para nenek moyang mereka karena sebuah sejarah harus dipertahankan.

Tradisi upacara ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Sukodono Tahunan Jepara di balai desa memang diperingati dengan menggunakan dasar penanggalan Jawa Islam sistem Aboge yang selalu berbeda dengan sistem Jawa Islam sistem Asapon bahkan berbeda dengan penanggalan Hijriyah. Upacara ritual tersebut ada yang berpedoman dengan tanggal dan ada yang berpedoman dengan hari. Yang perpedoman dengan tanggal adalah Suronan (7 Suro), Maulid Nabi Muhammad (12 Mulud), Nisfu Sya’ban (15 Ruwah), Lailatul Qadar (21 Poso), Idul Fitri (1 Syawal), serta Idul Adha (10 Besar). Sedangkan yang berpedoman denga hari adalah Arang-arang Kambang (Jum’at Wage pada bulan Bakdo Mulud), Barian Tandur (Jum’at Legi pada bulan Jumadil Akhir), Barian Apem (Jum’at Pon pada bulan Syawal) dan Sedekah Bumi (Senin Pahing pada bulan Apit).

Dalam pelaksanaan ibadah seperti memulai puasa, shalat hari raya, serta qurban, masyarakat Sukodono tetap mengikuti pada apa yang telah diputuskan oleh Pemerintah. Walaupun masih ada sebagian kecil dari orang yang sudah lanjut usia yang pedoman dengan Aboge.